Siswa yang dikelas yang biasanya unfokus makin tidak paham tidak karuan dan tak jarang menyalahkan guru yang memang terlalu banyak memberi tugas karena bertubi tubi. Bagaikan daerah yang terbombardir yah....klenger😅😅.
Saat PJJ itu sebenarnya siswa,ortu dan guru dituntut untuk melakukan kegiatan positif ketimbang baca bacaan dan menyebar hoax di medsos seperti yang sudah sudah, secara tidak langsung diajarkan menggunakan hp dengan bijak disiplin dalam belajar dan bekerja memanfaatkan waktu juga dengan baik, tapi namanya siswa yah...masih aja ada yang jalan jalan, ada yang main game online ada yang tugas ntar tapi medsos duluan, ada yang tugas duluan baru leyeh leyeh ada yang tidak tahu tugasnya apa saja nah ini yang kebangetan😅😅, ada pula yang minta duit extra dengan alasan PJJ setelak dicek dan ricek ternyata dibuat game online tadi haduh....tepuk jidad.
Kejadian ini mengajarkan semua bahwa betapa kejamnya gadget, dia merupakan sarana jemari untuk menyebarkan berita yang ambigu bagi yang emoh untuk mencari dan berliterasi, tulisan atau bukupun jika yang menulisnya memberikan penekanan penenkanan maka yang membacanya terhipnotis bahwa berita tersebut meski bohong jika terucapkan, terekam diotak secara terus menerus maka dianggap berita benar seperti itulah hoax.
C19 terlepas dia benar ataupun tidak ada manfaatnya juga kita menjadi bersih, bumi juga yang biasanya penuh polusi kembali tersegarkan sejenak, ozonpun kembali normal sesaat, yang biasanya ikutan nyebar hoax kena hoax sakit gak itu 😂😂 azaz timbal balik itu ada ingat itu, yah sudahlah itu sudah berlalu ayo move on.
Kembali ke PJJ dari sekian siswa yang mengumpulkan tugas hanya 25 persen yang sukses karena mereka mau berliterasi, membaca dan mencari yang sebenarnya sudah ada jawabannya bagi yang malas gak mau membaca dan mencari yah hasilnya ada yang 0 sd 50 an dari sini saja sudah bisa dijadikan tolak ukur betapa rendahnya literasi kita, sayapun mengakui masih kurang berliterasi karena literasi itu secara terus menerus tidak bisa hanya fokus satu tujuan dunia ini terlalu besar sementara kita yang sudah merasa wow berkata ah aku sudah tahu padahal belum apa apa, ibaratkan dunia ini sebuah buku maka kita baru ujungnya saja jadi makin kita tahu sesuatu makin bodohlah kita.
Kita terlalu fokus dengan mendewakan seseorang padahal they are just human being sama seperti kita yang punya kelemahan dan kekurangan kita cenderung menjadi pengikut yang mantuk mantuk saja padahal tak semuanya yang dikatakan dan dilakukan benar adanya so selektif itu penting menyaring juga penting, cerdaslah bermedsos....jangan memanfaatkan power untuk doktrin tak jelas dan berbeda itu indah tergantung cara kita memandang.
Banyak banyak banyak belajar, membaca dan diam sejenak berfikirlah 1000 kali. Guru memang tak dapat tergantikan dengan teknologi, namun guru yang tak paham teknologi akan tergilas habis.
Intinya hanyuk move on yang sekarang disyukuri masih hidup bernafas dan masih bisa berkarya lakukan buat perubahan meski hanya kecil.
By DW
Sip...untuk masukan, bedakan penulisan di penunjuk tempat seperti di sekolah, di rumah dengan di sebagai kata kerja seperti dituntut,dikesampingkan, dijadikan dll.
ReplyDeletesalam literasi
Ok bun sihap nanti kl senggang saya perbaiki
DeleteMembuka wawasan kita khususnya pendidik untuk bisa beradaptasi dengan zamannya
ReplyDeleteBetul tanpa menghilangkan nilai2 budipekerti dan agama
Delete